Diabetes dapat membawa masalah lain pada tubuh, salah satunya sering berkeringat secara berlebih. Simak penjelasannya di sini.
Umumnya pengidap diabetes tak hanya mengalami satu atau dua isu kesehatan saja, melainkan lebih. Hal ini sering kali melelahkan karena mereka mesti berjuang keras untuk menghadapi segala gangguan dalam tubuh. Salah satu masalah umum yang sering menyerang para diabetesi adalah sering berkeringat dan dalam jumlah berlebih, atau hiperhidrosis. Apa penyebabnya?
Hiperhidrosis pada diabetesi
Dilansir Medical News Today, kerusakan sistem saraf terkait diabetes dan gula darah yang rendah menyebabkan kondisi berkeringat yang umum dialami penderita diabetes. Komplikasi tersebut dapat menjadi tanda manajemen diabetes yang buruk, sehingga mempertahankan kadar gula darah sangat penting untuk pencegahan maupun pengobatan.
Gula darah dalam ambang batas rendah dan tinggi sama-sama memicu gangguan. Faktanya, gula darah rendah dapat menyebabkan pelepasan hormon yang meningkatkan produksi keringat. Lalu saat kadar gula darah terlalu tinggi dalam jangka waktu lama, hilangnya fungsi saraf dapat terjadi. Kondisi ini dikenal sebagai neuropati diabetik.
American Diabetes Association (ADA) mengatakan bahwa sekitar setengah dari penderita diabetes mengalami beberapa bentuk neuropati. Jika saraf yang mengendalikan kelenjar keringat rusak, mereka mungkin mengirim pesan yang salah ke kelenjar keringat, atau tidak sama sekali. Pada banyak kasus, neuropati menyebabkan keringat berlebih atau ketidakmampuan berkeringat.
Hiperhidrosis terkait diabetes dapat memunculkan sejumlah gejala meliputi:
- keringat berlebih bahkan saat sedang melakukan aktivitas ringan
- keringat berlebih saat tidur
- berkeringat bahkan saat udara sedang dingin
- berkeringat bahkan setelah mencoba
Rasa gugup dan stres dapat menambah intensitas gejala hiperhidrosis, terutama pada penderita diabetes. Tapi tidak semua kasus keringat berlebih disebabkan oleh diabetes. Kondisi lainnya yang dapat memicu keringat berlebih adalah:
- kelenjar tiroid yang terlalu aktif
- beberapa jenis kanker
- obesitas
- gangguan pada jantung
- menopause
- obat-obatan tertentu
- infeksi
- penyakit menular
Untuk memastikan hiperhidrosis, seseorang harus menemui dokter. Tes laboratorium dan keringat diperlukan untuk ini.
Ketidakmampuan untuk berkeringat
Selain hiperhidrosis, ada juga kondisi ketika penderita diabetes tidak mampu berkeringat. Ini disebut dengan anhidrosis. Dalam kasus hiperhidrosis, kelenjar keringat tidak mendapatkan sinyal berkeringat sama sekali.
Anhidrosis terkait diabetes dapat memunculkan gejala berupa:
- berkeringat sangat sedikit atau tidak sama sekali
- pusing
- otot kram
- mual
- merasa kepanasan saat melakukan aktivitas ringan
- gampang merasa panas di cuaca hangat
- Jika gejala di atas memengaruhi area tubuh yang luas, penderita diabetes harus menemui dokter. Sebagian besar pilihan perawatan untuk anhidrosis berkisar pada pendinginan tubuh, seperti minum cairan dingin atau mandi air dingin.
Mengelola diabetes
Diabetes harus diobati secara tepat dan menyeluruh demi menangani sejumlah masalah kesehatan terkait diabetes, termasuk hiperhidrosis dan anhidrosis. Prinsip yang utama adalah gula darah harus terkendali dengan baik.
Mengendalikan gula darah dapat dicapai dengan melakukan empat pilar pengobatan diabetes, yaitu edukasi (pemberian informasi terkait penyakit, penyebab, komplikasi, penanganan, pencegahan), pengaturan pola makan, olahraga, dan obat. Obat-obatan antidiabetes banyak jenisnya dan indikasinya tergantung beratnya diabetes serta komplikasi yang sudah terjadi.
Jangan ragu untuk berdiskusi dengan dokter jika Anda menderita diabetes dan merasa sering berkeringat. Bisa jadi Anda mengalami hiperhidrosis. Nantinya dokter dapat memberikan diagnosis serta saran terbaik untuk Anda.