Merkuri pada produk komestik sebagian besar dimanfaatkan sebagai bahan pemutih. Merkuri bersifat korosif pada kulit. Mengoleskan merkuri pada kulit, akan membuat kulit menipis. Selain itu, penggunaan rutin merkuri pada kulit dapat menyebabkan kanker kulit, kerusakan ginjal, dan kerusakan sistem saraf.
Andriani Ayu Wiratma (22), hijabers kota Semarang yang juga Brand Ambasador Sosial Canteen menuturkan bahwa merkuri bekerja secara instan terhadap kulit.
Dampak dari penggunaan merkuri sangat cepat.
"Merkuri ini bisa ditemui di sabun dan krim wajah. Ciri-ciri kosmetik yang menggunakan merkuri itu biasanya membawa perubahan yang cepat. Hanya dalam waktu dua minggu, kulit akan berubah menjadi putih dan halus. Namun saat terkena matahari, kulit akan iritasi dan kemerahan, " tutur Andriani saat ditemui Tribunjateng.com di Mall Sri Ratu, Jalan Pemuda, Semarang, Jawa Tengah pada Senin (25/12/2017).
Merkuri mempunyai bau menyengat dan tekstur lengket.
Namun untuk memastikan kandungan merkuri secara langsung, Andriani membeberkan rahasianya. Caranya mudah, hanya cukup menyediakan kertas hvs putih dan setrika.
"kita oleskan krim wajah ke kertas HVS putih. Kemudian kertas tersebut kita setrika dengan suhu hangat. Apabila kertas berubah menjadi hitam, maka krim kita mengandung merkuri. Sebaliknya, bila tidak menghitam maka krim wajah kita terbebas dari bahan merkuri, " tuturnya.
Merkuri merupakan logam, sehingga saat terkena panas dari listrik akan cepat menghitam.
Andriani sendiri pernah mencobanya pada salah satu krim wajah berinisial NG yang mampu menghilangkan jerawat dalam waktu 2 minggu. Namun saat berhenti memakai, kulit terasa gatal dan iritasi.
Saat Andriani melakukan tes kandungan merkuri pada krim tersebut dengan setrika, kertas HVS berubah menjadi hitam.
Pemakaian merkuri memang membebaskan wajah dari jerawat. Hal tersebut karena merkuri bersifat keras dan mengikis lapisan kulit. Kulit tidak lagi mengandung protein dan melanin yang berfungsi melindungi dari paparan sinar matahari.
Sumber : Tribun Jateng