Jangan Hidup demi Anak dan Suami Saja! Ibu Ini Berhasil Temukan "Tujuan Hidup" dan Sukses! "Alasannya" Bikin Para Wanita Acungkan Jempol!

Saat kamu sudah beranjak dewasa, mau pergi merantau, kamu tahu apa yang ada di pikiran ibu kamu? Beberapa waktu ini mimin sempat bertemu dengan beberapa wanita yang sudah jadi ibu, umur mereka sekitar 30-50 tahunan. Mungkin kita akan merasa yang mereka sering pusingkan adalah masalah suami, anak, kerjaan, atau ekonomi keluarga. Namun, itu semua ternyata tidak ada di pikiran mereka.

Beberapa waktu yang lalu ada seorang ibu berumur 36 tahun bercerita tentang kisahnya. Sebut saja namanya Santi. "Walaupun saya nikah muda, umur 23 sudah menikah, namun jangan remehkan saya loh! Umur 25 tahun saya sudah berhasil nabung tabungan 100 juta rupiah. Saya lalu buka toko, melahirkan anak. Waktu berlalu begitu saja, anak-anakku sudah lulus kuliah. Sekarang suami pagi-pagi sudah berangkat kerja, dan anak-anak pada sekolah di luar kota. Di rumah jadi tinggal saya sendiri deh. Saya paling suka momen ini karena saya bisa memanfaatkan waktu untuk diri sendiri!"

Santi juga mengatakan bahwa, sebelum suami pulang kerja, dia dan para tetangga akan bersama-sama melakukan senam yoga, atau mencoba resep masakan baru agar lebih jago masak, atau membaca majalah kecantikan agar tetap up to date. Santi bilang, semua ini bukanlah demi suami dan anak, tapi demi diri sendiri. Ia merasa walaupun sudah menikah, tetap saja jangan melepas hobi sendiri. Suatu hari tetangganya bilang mau ke salon mengecat rambut, dia langsung mengatakan dirinya pernah belajar nyalon, menawarkan diri untuk membantu. Alhasil satu demi satu tetangga datang mengecat rambut, semuanya menyukai hasil catnya. Santi dengan senang hati membantu dan merasa kemampuannya tidak sia-sia. Saat itu ia merasa sangat bahagia.

Ada juga kisah dari Winda, ibu 45 tahun. Hidupnya sangat membosankan. Winda ini benar-benar mengorbankan hidupnya, melepas hobinya demi jadi ibu rumah tangga yang baik. Sebelum menikah, Winda adalah pecinta motor. Setiap malam dia akan berkeliaran ngebut bersama teman-temannya. Namun setelah bertemu suaminya, ia berubah 180 derajat, ia memutuskan untuk menjadi ibu yang baik. Setelah anaknya lahir, ia merawat suami dan anak dengan sepenuh hati, semua waktunya dikorbankan untuk mereka. Namun kini dia merasa sudah saatnya untuk berubah…
Saat ditanya, "Bu Winda mau ngapain?」"
Dia lalu menjawab, "Umur sudah hampir setengah abad, mumpung masih jalan, mending pergi jalan-jalan. Bukan cuma jalan-jalan saja, tapi pergi berlibur!"


Winda mengatakan harapannya itu dengan mata berbinar-binar, kelihatannya ini benar-benar impiannya. "Saat muda saya pernah pergi ke Thailand. Sekarang saya ingin ke Jepang, Korea, dan negara lainnya.. Liburannya yang murah meriah saja, nggak usah mahal-mahal, saya hanya ingin pergi melihat dunia luar. Jangan seperti katak dalam tempurung saja, kita harus mengenal dunia." ujarnya.

Tina yang sudah 54 tahun mengatakan, "Walaupun saya sendiri ada bekerja, saya juga nggak perlu pusingin suami dan anak karena mereka sudah mandiri. Tapi rasanya saya hidup seperti robot. Setiap hari saya kerja, lalu pulang ngerjain pekerjaan rumah. Saya juga ingin mengerjakan hal yang saya impikan."

Bu Tina bekerja di outlet makeup di mall, setiap harinya saat bekerja dia harus menghadapi berbagai macam pelanggan, ada yang nyebelin, pelit, perhitungan, dan semuanya harus dihadapi dengan senyuman. Terbayang sih, berapa besar tekanan yang harus dialami Tina ini. Saat nggak ada pelanggan, dia hanya berdiri melamun, "Hidup seperti ini sama sekali nggak bermakna!" pikirnya.
Dari kisah 3 ibu ini, walaupun umurnya berbeda, ada satu persamaan diantara mereka. Walaupun usia mereka berbeda, pekerjaan juga berbeda, tapi mereka sama-sama berhasrat ingin mencari kembali tujuan hidup mereka, hidup lebih berarti dan bermakna. Jangan hidup hanya untuk anak dan suami saja, tapi juga hiduplah untuk diri sendiri. Tetapkan tujuanmu, asalkan ada tujuan, nggak peduli umurmu berapa, nggak ada kata terlambat untuk memulainya.

Santi yang pintar mengecat rambut mulai sering membantu tetangga mempermak rambut, bahkan kadang di rumahnya terlihat antrian panjang. Mungkin sebentar lagi dia akan membuka salon di rumah.
Sedangkan Winda, tahun depan anaknya akan membawanya berlibur ke Jepang. Awalnya Winda hanya mengutarakan keinginannya untuk berlibur ke luar negeri, tak disangka anaknya mendengar dan langsung mengajaknya berlibur ke Jepang. Winda sangat terharu. Ini adalah langkah pertamanya dalam mewujudkan impiannya.

Sedangkan Tina, suatu hari, ia benar-benar penat akan hidupnya. Setelah berkompromi dengan keluarga, ia lalu berhenti kerja dan mencari makna hidupnya. Kini ia mengikuti klub drama, setiap minggu ia rutin berkumpul di klub dan berlatih akting. Dia mulai tertarik berakting dan tahukah kamu, beberapa hari lagi Tina akan tampil di panggung pertama kali. Hidupnya terlewati dengan lebih bermakna dan ia merasa sangat bahagia.

Tentu saja artikel ini tidak menyarankan kamu untuk tidak mempedulikan anak dan suami kamu secara total. Yang dimaksud adalah sebagai wanita, sebagai ibu, kita tidak harus memfokuskan diri 100% pada anak dan suami, kita harus membagi waktu, dan sisakan waktu juga untuk diri sendiri.
Beranilah untuk bermimpi, tapi mimpi itu juga harus diwujudkan dengan tindakan.
Beranilah untuk berubah, berubah menjadi lebih baik dari yang dulu.
Beranilah untuk mencoba hal baru, dari situ kamu baru bisa temukan hobi atau hal yang membuatmu tertarik.

Hidup bukanlah sekedar mempertahankan nafas, melainkan juga untuk membuatnya lebih bermakna. Jangan menyia-nyiakan waktu yang diberikan Tuhan, gunakanlah untuk hal-hal yang baik, jangan sampai menyesal saat akhir hayat kamu tiba.
Mereka sudah mulai melangkah dalam pewujudan mimpi mereka, kalau kamu? Kapan?

Sumber: teepr